Sabtu, 23 Januari 2016

Ciri-ciri Anak Berkonsentrasi Dalam Belajar


Di bawah ini penulis akan memberikan informasi yang bermanfaat, apa itu? ikutin aja ya bung.

Pengelompokkan perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri anak yang dapat berkonsentrasi belajar, yaitu:

a. Perilaku Kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual seseorang.
Pada perilaku kognitif ini, anak yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditandai dengan:
(1) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul jika diperlukan,
(2) komprehensif dan penafsiran informasi,
(3) mengaplikasikan 13 pengetahuan yang diperoleh,
(4) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.

b. Perilaku Afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi.
Pada perilaku ini, anak yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditandai dengan:
(1) adanya penerimaan yaitu tingkat perhatian tertentu,
(2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksikan bahan yang diajarkan,
(3) mengemukakan suatu pandangan atau putusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, baik ide dan sikap seseorang.

c. Perilaku Psikomotor.
Pada perilaku ini, anak yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditandai:
(1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru,
(2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.

d. Perilaku Bahasa. Pada perilaku ini anak yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditandai dengan aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.



Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan anak dalam berkonsentrasi.
Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya berkonsentrasi, yaitu:

a. faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang memperngaruhi dari luar. Ada tiga hal yang bisa mempengaruhinya, antara lain:
1) lingkungan, misalnya anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan dia mendengar suara ramai dan itu lebih 14 menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
2) Pola pengasuhan yang permissive, yaitu pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan, orang tua akan membantunya dan membiarkan anak beralih melakukan sesuatu yang lain.
3) Faktor psikologis
Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasinya. Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan sesuatu bisa menjadi tidak berkonsentrasi, sehingga ia tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. Misalnya suasana di sekolah yang berbeda dengan suasana di rumah, anak kaget karena mempunyai teman yang lebih berani. Hal ini membuat anak ketakutan dan kekhawatirannya membuat ia sulit untuk berkonsentrasi. Akibatnya, konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang. Jadi faktor psikologis yang disebabkan karena kurangnya kemampuan anak dalam bersosialisasi bisa membuat ia menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah.

b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam dirinya sendiri, antara lain karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan 15 oleh neurotransmitter. Jika hormon yang dihasilkan oleh neurotransmitternya lebih banyak menyebabkan anak cenderung menjadi hiperaktif. Jika hormon yang dihasilkan oleh neurotransmitternya kurang menyebabkan anak menjadi lambat, sehingga dapat mengakibatkan lambatnya konsentrasi. Konsentrasi atau perhatian biasanya berada di otak daerah frontal (depan) dan parientalis (samping). Gangguan di daerah ini bisa menyebabkan kurangnya atensi atau perhatian anak. Jadi, karena sistem di otak dalam memformulasikan fungsi-fungsi aktivitas seperti penglihatan, pendengaran, motorik, dan lainnya di seluruh jaringan otak terganggu, mengakibatkan anak tidak dapat berkonsentrasi karena input yang masuk ke otak terganggu. Akibatnya, stimulasinya pun tidak bagus, gangguan ini bukan merupakan bawaan melainkan bisa didapat misalnya karena mengalami infeksi otak.
Oleh sebab itu, penyebab sulitnya anak dalam berkonsentrasi harus dicari terlebih dahulu apakah oleh faktor eksternal atau internal. Apabila penyebabnya karena faktor lingkungan baik guru maupun orang tua dapat membantu anak untuk meminimalkan lingkungan sedemikian rupa agar anak bisa fokus atau memusatkan perhatiannya. Kalau sudah memasuki usia sekolah di mana rentang konsentrasinya sudah lebih panjang, anak-anak tidak terlalu bermasalah kecuali jika anak memang mempunyai kelainan. Sedangkan untuk anak yang mengalami gangguan konsentrasi yang disebabkan karena faktor dari dalam dirinya 16 seperti hiperaktif, terapi yang diberikan adalah secara medik atau obat dan terapi perilaku. Umumnya kalau sudah diberi obat, hiperaktifnya berkurang. Sedangkan untuk konsentrasi lambat diterapi untuk meningkatkan konsentrasinya.

Semoga bermanfaat ya bung (y)

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan

Popular Posts

Setiap Artikel Mempunyai Hak Cipta ©. Diberdayakan oleh Blogger.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *